Rabu, 15 Juni 2016
HUBUNGAN PSIKOLOGIS DENGAN PENYAKIT
HUBUNGAN KONDISI PSIKOLOGIS PASIEN DENGAN PENYAKIT
MAKLAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas
Mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh
Bapak Ade Kusnan Afandi M, Pd.
oleh:
Nama : Siti Danuaji
NPM : 132010115016
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
WIRALODDRA INDRAMAYU
2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................ 2
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penulis................................................................................................................. 3
1.4. Manfaat
Penulisan............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1. Psikologi Kesehatan........................................................................................................ 4
2.2. Peran Psikologi................................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 9
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum kesehatan dibedakan atas kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Kesehatan individu tercermin dari kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang. Sehat secara fisik apabila seseorang merasa dirinya sehat dan dapat dibuktikan secara klinis ketika organ-organ didalam tubuh berfungsi normal. Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat pada pikiran, emosional dan spiritual.
Kesehatan masyarakat sebagai sebuah cabang keilmuan mempelajari cara-cara pencegahan penyakit dengan mengenali faktor-faktor risiko penyakit sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara agregat. Prof. Winslow dari Yale University memberikan batasan ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya (Leavel and Clark, 1958).
Dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat, dipelajari Ilmu Perilaku untuk pendidikan kesehatan. Biasanya disebut Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP). Dalam disiplin ilmu tersebut, mempelajari pentingnya Psikologi dalam dunia Kesehatan menyangkut ilmu-ilmu perilaku kesehatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Psikologi kesehatan merupakan bidang spesialitas dalam psikologi yang lebih spesifik mengacu pada peranan utama psikologi sebagai ilmu dan profensi dalam pengobatan keprilakuan. Menurut Smet (1994) psikologi kesehatan ini merupakan kepedulian para pakar psikologi yang peduli akan kesehatan yang sifatnya holistic mencakup aspek fisiki, mental, dan sosial. Psikologi kesehatan secara khusus dapat didefinisikan Penggerak konstribusi disiplin psikologi pendidikan, ilmiah, dan professional yang spesifik untuk mempromosikan dan memelihara kesehatan, prevensi dan penanganan sakit, dan identifikasi hubungan etiologis dan diagnostis mengenai kesehatan, sakit, dan disfungsi yang berkaitan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa
pokok permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana peran psikologi dalam penyakit?
1. Bagaimana peran psikologi dalam penyakit?
1.3 Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui peran psikologi dengan penyakit
1. Untuk mengetahui peran psikologi dengan penyakit
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun maanfaat penulisan makalah ini, yaitu :
A. Bagi pembaca
Memberikan pengetahuan umum dan menambah wawasan tentang “Peran Psikologi dengan penyakit” bagi para pembaca.
B. Bagi penulis
Guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dan mendapatkan informasi terkait “Peran Psikologi dengan penyakit”.
Guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dan mendapatkan informasi terkait “Peran Psikologi dengan penyakit”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Psikologi Kesehatan
Sebelum
adanya psikologi kesehatan, pemahaman tentang kesehatan hanya dilihat
berdasarkan pada faktorbiologis medis semata. Sehingga keadaan sehat diartikan
kepada tidak adanya penyakit dalam tubuh. Namun kemudian hal tersebut berubah
setelah adanya ilmu yang mendalami hal itu sehingga pengertian kesehatan
menjadi lebih luas meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Hal ini
memberikan pengetahuan terhadap ilmu lainnya, salah satunya adalah psikologi
kesehatan.
Psikologi kesehatan merupakan ilmu cabang psikologi yang memusatkan perhatian kepada dunia kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Kesehatan individu ini meliputi kesehtan fisik atau jasmani dan spikis individu seperti pikiran dan emosionalnya. Adapun kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang mempelajari faktor-faktor resiko adanya penyakit sehingga dapat dikendalikan dan demikian dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manfaat adanya psikologi kesehatan dalam dunia kesehatan diantaranya adalah mengobati dan mengendalikan psikis pasien. Misalnya bagi pasien yang depresi karena penyakitnya atau hilang semangat untuk kesembuhan diri sehingga perlu mendapatkan motivasi tidak hanya resep obat. Psikologi kesehatan juga berpera untuk memperkirakan tingkah laku pasien karena dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah psikis yang rumit. Dengan adanya psikologi kesehatan maka dapat memperlihatkan kepada orang sakit bagaimana seharusnya berpikir dan bertingkah laku.
Psikologi kesehatan merupakan ilmu cabang psikologi yang memusatkan perhatian kepada dunia kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Kesehatan individu ini meliputi kesehtan fisik atau jasmani dan spikis individu seperti pikiran dan emosionalnya. Adapun kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang mempelajari faktor-faktor resiko adanya penyakit sehingga dapat dikendalikan dan demikian dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manfaat adanya psikologi kesehatan dalam dunia kesehatan diantaranya adalah mengobati dan mengendalikan psikis pasien. Misalnya bagi pasien yang depresi karena penyakitnya atau hilang semangat untuk kesembuhan diri sehingga perlu mendapatkan motivasi tidak hanya resep obat. Psikologi kesehatan juga berpera untuk memperkirakan tingkah laku pasien karena dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah psikis yang rumit. Dengan adanya psikologi kesehatan maka dapat memperlihatkan kepada orang sakit bagaimana seharusnya berpikir dan bertingkah laku.
2.2 Peran Psikologi
Harapannya
semua orang berada dalam kondisi sehat. Psikologi Kesehatan (keperawatan)
dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap bagaimana seseorang
menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk
menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit.
Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya. Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan “sehat” sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya.
Psikologi Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif, sehingga tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.Psikologi kesehatan juga fokus pada etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan stress. Pada akhirnya, psikolog kesehatan menganalisa dan berusaha meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan kesehatan. Psikologi kesehatan mempelajari dampak institusi kesehatan dan tenaga medis dan paramedis terhadap perilaku orang.
Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis individu yang tetap menjaga kesehatannya, dinamika psikologis individu yang sehat namun kemudian mendapat diagnosa penyakit kronis serta dinamika psikologis individu saat merespon keadaan sakit kronis yang sedang dialami. Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang tampak selalu sehat dan jarang sakit. Terbersit dalam benak kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga kesehatannya terjaga? How does he or she maintain his or her health? Dinamika psikologis apa yang tercermin pada individu yang berhasil menjaga kesehatannya? Kita pernah pula berjumpa dengan orang yang sehat, namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa penyakit tertentu, muncul banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan juga perubahan emosional. Orang tersebut menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional, menjadi kurang semangat dalam berkarya-malas, bahkan mungkin memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat berbeda dalam kesehariannya.
Dinamika psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian? Kita mungkin juga pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam menghadapi penyakit kronis yang dideritanya. Kita seolah dapat membaca cerminan jiwanya, antara yakin dan tidak yakin bahwa dirinya bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita melihat orang itu tampak bersemangat dan akan melakukan apapun demi kesembuhannya, namun di saat lain kita meyaksikan orang tersebut berada pada puncak keputusasaannya. Sehingga apapun yang kita katakan atau kita lakukan seolah tidak terlalu bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa yang ada pada individu yang demikian? Dinamika psikologis individu yang sehat ? Individu ini menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat adalah perilaku seseorang dalam mempertahankan status kesehatannya. Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi adalah contoh perilaku sehat.
Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health behavior) – misal merokok – akan selalu ada yang informotaknya untuk tidak meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat. Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ? Individu yang sehat dapat melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan performansinya. Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi individu namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari. Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh. Dinamika psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti “siapa yang akan merawat mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat bekerja lagi, bagaimana mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini individu tersebut merasa mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka kemudian menerima keadaan baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika individu ini tidak dapat lagi melakukan hobi lama?
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya, yaitu :
Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya. Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan “sehat” sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya.
Psikologi Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif, sehingga tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.Psikologi kesehatan juga fokus pada etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan stress. Pada akhirnya, psikolog kesehatan menganalisa dan berusaha meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan kesehatan. Psikologi kesehatan mempelajari dampak institusi kesehatan dan tenaga medis dan paramedis terhadap perilaku orang.
Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis individu yang tetap menjaga kesehatannya, dinamika psikologis individu yang sehat namun kemudian mendapat diagnosa penyakit kronis serta dinamika psikologis individu saat merespon keadaan sakit kronis yang sedang dialami. Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang tampak selalu sehat dan jarang sakit. Terbersit dalam benak kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga kesehatannya terjaga? How does he or she maintain his or her health? Dinamika psikologis apa yang tercermin pada individu yang berhasil menjaga kesehatannya? Kita pernah pula berjumpa dengan orang yang sehat, namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa penyakit tertentu, muncul banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan juga perubahan emosional. Orang tersebut menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional, menjadi kurang semangat dalam berkarya-malas, bahkan mungkin memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat berbeda dalam kesehariannya.
Dinamika psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian? Kita mungkin juga pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam menghadapi penyakit kronis yang dideritanya. Kita seolah dapat membaca cerminan jiwanya, antara yakin dan tidak yakin bahwa dirinya bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita melihat orang itu tampak bersemangat dan akan melakukan apapun demi kesembuhannya, namun di saat lain kita meyaksikan orang tersebut berada pada puncak keputusasaannya. Sehingga apapun yang kita katakan atau kita lakukan seolah tidak terlalu bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa yang ada pada individu yang demikian? Dinamika psikologis individu yang sehat ? Individu ini menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat adalah perilaku seseorang dalam mempertahankan status kesehatannya. Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi adalah contoh perilaku sehat.
Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health behavior) – misal merokok – akan selalu ada yang informotaknya untuk tidak meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat. Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ? Individu yang sehat dapat melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan performansinya. Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi individu namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari. Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh. Dinamika psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti “siapa yang akan merawat mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat bekerja lagi, bagaimana mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini individu tersebut merasa mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka kemudian menerima keadaan baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika individu ini tidak dapat lagi melakukan hobi lama?
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya, yaitu :
1.
Penolakan (Denial)
Merupakan
reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke
dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan
sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk
mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa
penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka
pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat
disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang
atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).
2.
Cemas
Setelah
muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum
terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi
pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi
individu yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah
dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi
dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.
3.
Depresi
Depresi
juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang
lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung
mengalami depresi. Untuk dapat memahami respon yang terjadi atas perubahan yang
ada pada penderita penyakit kronis, perlu pemahaman yang mendalam tentang diri
individu (self) itu sendiri. Self merupakan salah satu konsep utama dalam ilmu
psikologi. Para psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas
kualitas dan penilaian yang dimiliki seseorang.
Penyakit kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis pada self concept dan self esteem. Beberapa perubahan yang ada bisa bersifat sementara, walaupun ada juga yang bersifat permanen. Self concept itu sendiri merupakan bagian dari self evaluation termasuk didalamnya beberapa aspek seperti body image, prestasi, fungsi sosial dan the private self.
Penyakit kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis pada self concept dan self esteem. Beberapa perubahan yang ada bisa bersifat sementara, walaupun ada juga yang bersifat permanen. Self concept itu sendiri merupakan bagian dari self evaluation termasuk didalamnya beberapa aspek seperti body image, prestasi, fungsi sosial dan the private self.
1.
The Physical Self
Body
image merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan penampilan fisik
seseorang. Body image yang rendah berhubungan dengan harga diri yang rendah
diikuti dengan terjadinya peningkatan depresi serta kecemasan.
2.
The Achieving Self
Jika keadaan penyakit kronis
menjauhkan individu dari aktivitas ini, konsep diri individu yang bersangkutan
bisa terkoyak dan rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi sama sekali tidak
terpengaruh oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat memperoleh
kepuasan tersendiri dan meningkatkan harga dirinya.
3.
The Social Self
Sebagaimana yang telah diketahui
bersama, menciptakan kembali kehidupan sosial pasien penderita penyakit kronis
merupakan aspek yang penting. Bentuk sumber daya sosial yang dapat membantu
individu yang menderita penyakit kronis misalnya dengan pemberian informasi,
bantuan dan dukungan emosional. Partisipasi keluarga dalam proses rehabilitasi
merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Memberikan informasi pada anggota
keluarga lain (bahkan anak-anak) yang akurat dan cukup mengenai keadaan
individu yangs akit (misalnya gangguan/penyakit yang dialaminya,
proses/treatment yang akan dijalaninya bahka perubahan emosional yang terlihat)
merupakan sesuatu yang penting untuk dilaksanakan agar terhindar dari
kebingungan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara individu yang sakit
dengan pihak keluarga.
Dengan demikian, setiap individu memiliki dinamika psikologisnya tersendiri bilamana dikaitkan dengan status kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu yang sehat kemudian sakit dan individu yang telah terkena penyakit kronis memiliki dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami. Psikologi kesehatan mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis dan emosional) individu yang berada pada salah satu situasi diatas (terlebih pada individu yang sakit).
Dengan demikian, setiap individu memiliki dinamika psikologisnya tersendiri bilamana dikaitkan dengan status kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu yang sehat kemudian sakit dan individu yang telah terkena penyakit kronis memiliki dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami. Psikologi kesehatan mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis dan emosional) individu yang berada pada salah satu situasi diatas (terlebih pada individu yang sakit).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa peran psikologi dalam dunia kesehatan sangat lah signifikan.
Karena dengan psikologi kita dapat mengetahui sikap psikologis seorang pasien.
Selain itu psikologi juga dapat berperan dalam memberikan pengarahan kepada
pasien ketika pasien sakit dan memberikan motivasi agar pasien tidak patah
semangat apalagi sampai frustasi dan depresi.Sebelumnya peran psikologi dalam
kesehatan juga berperan terhadap seseorang agar dapat menjaga dirinya untuk
selalu tetap sehat dan mencegah agar dirinya tidak sakit karena kesehatan fisik
berhubungan dengan kesehatan psikis sang seseorang.
Langganan:
Komentar (Atom)