Rabu, 15 Juni 2016

PENYALAHGUNAAN OBAT ANTITUSIF



PENYALAHGUNAAN OBAT ANTITUSIF
MAKLAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Farmakologi yang diampu oleh  Bapak
H. Sutangi, S.Kp.M.Kes








        



oleh:
Siti Danuaji
Sugiarti
Nabila






FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIRALODDRA INDRAMAYU

2016

















DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................  2
1.1.  Latar Belakang.................................................................................................................  2  
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................  3
1.2. Manfaat Penulisan............................................................................................................  3


BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................  4
2.1.Pengertian Obat.................................................................................................................  4
2.2.Sejarah dan Perkembangan Obat.......................................................................................  4
2.3.Golongan Obat...................................................................................................................  4
2.4.Pengertian Obat Antitusif..................................................................................................  6
2.5.Macam-macam Obat Antitusif dan Merk Dagangnya.......................................................  7
2.6.Dextrometorphan.............................................................................................................  10
2.7.Dosis Penggunaan Dextrometorphan..............................................................................   10
2.8.Efek samping Dextrometorphan......................................................................................  10
2.9.Penyalahgunaan Dextrometorphan..................................................................................  10

BAB III PENUTUP...............................................................................................................  13
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................  13
3.2. Saran................................................................................................................................  13















BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Sejak masa prasejarah manusia sudah menggunakan berbagai macam zat untuk mengurangi rasa sakit fisik atau mengubah kondisi kesadaran. Terlepas dari konsekuensi mengkonsumsi zat-zat semacam itu yang sering kali sangat merusak, efek awalnya biasanya menyenangkan, suatu faktor yang mungkin menjadi akar penyalahgunaan zat.
Orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan seperti obat dextro mengalami kerugian yang sangat besar karenanya  hubungan pribadi yang sangat dekat seringkali hancur, dan performa kerja sangat menurun. Kerugian karena penyalahgunaan obat termasuk kematian dini para penyalahguna,kriminalitas, dan penyakit medis yang sering kali ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat.
            Pada tahun 1999, di Amerika Serikat hampir 15 juta orang menuturkan bahwa mereka menggunakan obat terlarang pada bulan sebelumnya. Selain itu, 105 juta orang Amerika yang berusia di atas 12 tahun menuturkan bahwa mereka mengkonsumsi alkohol dari berbagai jenis, dan 45 juta orang Amerika menuturkan bahwa mereka melakukan minimal satu episode minum berlebihan (minum 5 gelaas atau lebih) dalam 30 hari terakhir (SAMHS,2000)
Di tengah gencarnya pemerintah meningkatkan pendidikan bangsa, merebaknya penyalahgunaan dextro dikalangan pelajar menjadi ironi tersendiri. Pendidikan yang seharusnya bisa menjadi benteng sebelum seseorang terjerumus dalam dekapan dextro, ternyata berfungsi kurang sempurna kalau tidak boleh dikatakan tertinggal selangkah dibandingkan gerakanpara gengster dekstro.
            Pil dekstro bukanlah narkoba dan hanya obat antibatuk yang bekerja pada pusat batuk di otak. Tapi ketika secara jelas tercandu dekstro, pada akhirnya seseorang akan menjadi generasi hilang akal dan kehilangan produktifitas layaknya orang-orang normal bahkan ada yang sampai tewas. Pil dekstro adalah bahan aktif dalam obat batuk “over the counter” (OTC), atau dapat dibeli secara bebas tanpa resep di toko obat. Penggunaan obat batuk jenis ini telah disetujui pada 1958. Di dalam obat batuk, DMP biasanya berupa kombinasi dengan jenis obat lainnya seperti parasetamol (antinyeri, antidemam), CTM (antihistamin), pseudoefedrin/fenipropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (ekspektoran).
            Bila dikonsumsi dalam dosis yangs esuai pil dekstro bermanfaat untuk menekan batuk dan penurun demam. Dextromethorphan bekerja dengan cara menaikan ambang batas rangsang batuk. Hal ini berarti dextromethorphan bekerja pada otak dan bukan pada saluran penapasan seperti bebrapa obat sejenis lainnya. Efek overdosis dextromethorphan dengan kadar konsumsi 100-200mg, adalah stimulasi ringan. Konsumsi 200-400mg, euforia dan halusinasi. Konsumsi 300-600, gangguan penglihatan dan hilangnya koodinasi gerak tubuh. Konsumsi 5000-1500mg, sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga terpisah).
            Efek overdosis dextromethorphan pada tubuh bisa berupa bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, berkeringat dan bola mata berputar-putar. Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan sistem kardiovaskuler akibat keracunan CTM.
            Saat ini generasi-generasi tak sehat karena dekstro terus bertambah karena mengingat begitu mudah dan murah di dapat di apotek-apotek dengan harga seribuan rupiah untuk sepuluh butir tanpa resep. Sehingga karena kebebasan membeli itu m,embuat para pecandu dekstro bisa mengkonsumsi diatas 200mg agar sampai pada sensasi euforia dan halusinasi yang akan menimbulkan rasa bahagia dan lupa terhadap masalah yang sedang mereka hadapi.
Kasus penyalahgunaan obat batuk dengan kandungan dextrometorphan sering disalahgunakan karena dapat menyebabkan euforia dan rasa tenang (seperti halnya psikotropika) ketika digunakan dalam dosis besar. Selain itu, obat ini juga dapat dibeli secara bebas sehingga “dianggap” obat yang aman.

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaiman ejarah perkembangan obat?
2.      Bagaimana pencegahan penyalahgunaan obat-obat dextro?
3.      Bagaimana dengan kasus penyalahgunaan obat dekstro yang terjadi di masyarakat?

1.3 Manfaat Penulisan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan tentang penyalahgunaan obat dextrometorphan (DMP) serta memberikan bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut terkait penyalahgunaan obat dextrometorphan
b.      Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat lebih mengetahui dan memahami informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat dextro cara penanganannya di masyarakat
c.       Bagi dunia pendidikan
Dapat digunakan sebagai data-data ilmiah untuk bahan pembelajaran pelajar maupun mahasiswea mengenai penyalahgunaan obat dextro.











BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Obat Secara Umum
      Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah,meringankan,dan menyembuhkan penyakit.

2.1.1 Pengertian Obat Secara Khusus
§  Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,tablet,pil,kapsul,supositori,cairan,salep,atau bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
§  Obat paten,yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang diberi kuasa dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
§  Obat baru yaitu oba-obat yang berisi zat ,baik yang berkhasiat maupun tidak berkasiat maupun tidak berkasiat seperti lapisan pengisi,pelarut,pembantu atau komponem lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
§  Obat asli yaitu obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah indonesia,diolah secara sederahana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisioanal.
2.2 Sejarah Obat
            Obat yang pertama digunakan ialah obat yang berasal dari tanaman yang lebih dikenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Obat nabati ini digunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.
            Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli kimia mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman, sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat, misalnya : efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris ; atropin dari Atropa belladona ; morfin dari Papaver somniferum ; digoksin dari Digitalis lanata ; reserpin dari Rauwolfia serpentina, dsb.
            Perkembangan sintetis obat baru dimulai pada abad XX dengan dibuatnya sintetis-sintetis seperti : asetosal disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendrobakan sejati baru dicapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940). Sejak tahun 1945 Ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembangan dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang
sistematis dari obat-obat baru.
            Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno makin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno ditinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.

2.3 Penggolongan Obat (Lengkap)

Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal, diantaranya :
1.                  Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
2.                  Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
3.                  Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
4.                  Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
5.                  Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
6.                  Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
7.                  Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
Diantara banyak penggolongan obat, yang paling populer ialah berdasarkan jenis, well kita langsung membahas penggolongan obat.

2.3.1 Penggolongan obat berdasarkan jenis
Penggolongan obat berdasarkan jenis telah saya bahas secara lengkap pada artikel sebelumnya, antara lain :
§  obat bebas
§  obat bebas terbatas
§  obat keras
§  obat psikotropika dan narkotika.
2.3.2 Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :
§  obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik
§  obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum.
§  obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik
§  obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon.
§  pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.
Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

2.3.3 Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
dibagi menjadi 2 golongan :
§  obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik, parasetamol tablet
§  obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur, dll
2.3.4 Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :
§  oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet, kapsul, serbuk, dll
§  perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
§  Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah., masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
§  Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.
§  langsung ke organ, contoh intrakardial
§  melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

3.5 Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
dibagi menjadi 2 :
·         sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
·         lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

3.6 Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
dibagi menjadi 2 golongan :

·         farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon dan vitamin
·         kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

3.7 Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
dibagi menjadi 2 :
·         Alamiah           : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan        : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan              : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral            : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
·         Sintetik            : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi                             kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan                        metanol dan asam salisilat.

2.4. Antitusif
Antitusif adalah obat yang digunakan untuk mengurangi gejala batuk akibat berbagai sebab termasuk infeksi virus pada saluran napas atas. Obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian kronik. Obat antitusif terbagi menjadi dua kelas yaitu obat perifer dan sentral. Obat perifer bekerja dengan menurunkan sensitifitas reseptor batuk di paru. Bentuk yang paling umum pada golongan ini adalahantihistamin. Difenhidramin paling sering digunakan dan ditemukan dalam beberapa sediaan obat batuk yang dijual bebas. Obat yang bekerja sentral bekerja pada pusat batuk yang berlokasi di medulla. Obat ini menghilangkan batuk dengan menurunkan stimulusbatuk. Dua obat-obatan yang sering digunakan yaitu kodein dan dekstrometorfan. Keduanya sangat efektif untuk mengurangi batuk. Dekstrometorfan sama efektifnya dengan kodein, tetapi bukan merupakan golongan narkotik dan oleh karena itu tidak menimbulkan habituasi atau ketergantungan. Antitusif yang menekan batuk dengan mekanisme sentral contohnya adalah kodein, dekstrometorfan, difenhidramin, hidrokodon, dan hidromorfon. Antitusif yang bekerja secara sentral dapat menimbulkan depresi sistem saraf pusattambahan bila digunakan bersama depresan sistem saraf pusat lainnya.
2.5 Macam-macam Obat Antitusif dan Merk Dagangnya
Tabel-1 berikut bisa Anda jadikan sebagai panduan ringkas dalam memilih obat batuk.

Jika batuk Anda

Pilihlah yang mengandung
Contoh senyawa obat
Kering (tanpa disertai dahak)
Antitusif
Dekstrometorfan, noskapin
Disertai dahak
Ekspektoran
Bromheksin, gliseril guajakolat (GG, atau guaifenesin), ambroksol, karbosistein, atau ammonium klorida
Akibat alergi dan disertai dengan hidung meler
Antihistamin
Difenhidramin, klorfeniramin maleat (CTM), doksilamin, feniramin, atau tripolidin
Disertai dengan penyumbatan hidung
Dekongestan
Fenil propanolamin (PPA), efedrin, pseudoefedrin, etilefedrin, atau fenilefrin

            Tabel di atas hanya memberi contoh jenis obat tapi tidak menyebutkan nama dagang. Agar tabel-1 bisa diaplikasikan ketika Anda berada di apotek, tabel-2 bisa Anda gunakan sebagai simulasi mengenali komposisi dan cara kerja berbagai obat batuk. Penyebutan nama merek dagang sama sekali bukan dimaksudkan sebagai iklan atau antiiklan. Tujuan penyebutan merek dagang semata-mata agar Anda lebih mudah mengaitkannya dengan nama-nama produk yang mungkin biasa Anda konsumsi. Pemilihan merek dagang terserah Anda.
Tabel-2: Contoh komposisi dan contoh merek dagang obat batuk:

Perhatikan, makin ke bawah makin banyak komposisinya, dan tentu saja makin besar kemungkinan efek samping dan mudaratnya. Perhatikan juga dosis per takaran. Sekalipun obatnya tunggal atau hanya berisi dua macam, bisa saja risiko efek sampingnya  lebih tinggi jika dosisnya tinggi. Sebagai contoh, dosis wajar dekstrometorfan adalah 10 mg per takaran untuk orang dewasa. Jika dosisnya sampai 15 mg per takaran, kemungkinan timbulnya efek samping juga lebih tinggi. Selain itu, produk obat batuk juga kadang berisi dua obat yang khasiatnya sama, misalnya sama-sama ekspektoran atau sama-sama punya efek menekan batuk. Jika keduanya digabung, khasiatnya memang akan lebih kuat, tapi pada saat yang sama, risiko efek sampingnya tentu juga lebih besar.
Komposisi
Merek dagang

Penekan batuk

Romilar, Bisoltussin, Code, Dexitab, Metorfan, Siladex Antitussif, Zenidex, Mercotin

Pengencer dahak

Bisolvon, Mucopect, Bisolvon Extra, Woods Expectorant, Woods Peppermint Child, Ambril, Brolexan, Bromifar, Bronex, Broncozol, Bronchopront, Broxal, Dexolut, Epexol, Extropect, Erphahexin, Farmavon, Hexolyt, Gunapect, Graxine, Hustab P, Interpec, Lapimuc, Lexavon, Limoxin, Mucera, Mucotab, Mucohexin, Mucosulvan, Mucoxol, Sohopect, Silopect, Solmux, Solvax, Solvinex, Thephidron, Transmuco

Penekan batuk & antialergi

Vicks formula 44, Woods Antitussive, Contrexyn Batuk Tidak Berdahak, Dextromex, Konidin, Scanidi, Tusilan

Penekan batuk & pelega hidung

Benadryl DMP Child, Bantif Child, Kemodryl DMP Child, Oskadryl, Triaminic Batuk

Penekan batuk & pengencer dahak

Romilar Expectorant, Vick Anak Formula 44

Pengencer dahak & antialergi

Allerin, Cohistan Expectorant, Dantusil, Decadryl Expectorant, Benadryl Cough, Hufadryl, Ikadryl, Koffex, Kemodryl, Sanadryl, Toplexil

Pengencer dahak & pelega hidung

Sudafed Expectorant, Triaminic Expectorant
Penekan batuk, antialergi & pelega hidung
Actifed DM, Actifed Plus Cough Suppressant, Alco Plus DMP, Bronchophen,  Erphakaf, Lapifed DM, Primadryl Plus, Siladex Cough & Cold

Pengencer dahak, antialergi & pelega hidung

Actifed Expectorant, Allerin Expectorant, Bufagan Expectorant, OBB, Triadex Expectorant

Penekan batuk, pengencer dahak & antialergi

Polaramine Expectorant, Benacol DTM, Codecon, Grantusif, Kalibex, Komix, Sanadryl DMP

Penekan batuk, pengencer dahak, antialergi & pelega hidung

Benadryl DMP, Anakonidin, Cosyr, Cough EN Plus, Dextral, Ersylan, Ikadryl DMP, Kemodryl Plus DMP, Mixadin, Mucotussan, Pyridryl Plus, Quelidrine, Lapifed Expectorant, Tuseran, Tussigon

Contoh kombinasi obat batuk dengan parasetamol bisa dilihat di Bab Obat Flu-Pilek.

            Dari Tabel-2 ini Anda bisa melihat cara kerja masing-masing obat batuk. Masing-masing obat batuk punya cara kerja yang berbeda-beda. Jadi, tidak ada obat batuk yang paling manjur. Tiap kali Anda mau minum obat batuk, selalu biasakan lihat dulu kemasannya. Baca apa saja isinya supaya Anda bisa tahu bagaimana cara kerjanya. Jangan percaya kalau ada yang menyebut satu merek dagang sebagai obat yang paling manjur.
            Sama seperti obat flu-pilek, obat batuk sebetulnya juga dibuat untuk orang dewasa, dan tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak, terutama di bawah usia dua tahun.
2.5.1 Obat Batuk Hitam
            Salah satu produk obat batuk yang cukup populer di Indonesia adalah Obat Batuk Hitam (OBH). Obat ini termasuk golongan obat tradisional yang berisi Succus liquiritiae, ekstrak tanaman akar manis (Glycyrrhiza glabra). Secara empiris, ekstrak tanaman ini berkhasiat meredakan batuk meskipun mekanisme kerjanya belum diketahui secara detail seperti mekanisme kerja dekstrometrofan atau bromheksin.
2.5.2 Obat Batuk Cair vs. Padat
            Secara umum, obat batuk cair (sirup) lebih mudah diserap daripada bentuk padat (tablet atau kapsul). Ini karena dalam sediaan cair, senyawa obat sudah berada dalam bentuk molekul terkecilnya. Sementara yang bentuknya padat memerlukan waktu untuk dipecah menjadi satuan-satuan kecil.
            Namun kelemahannya, obat cair lebih mudah terurai dibandingkan obat padat selama masa penyimpanan. Karena itu saat membeli, pastikan batas kedaluwarsanya masih lama. Soal khasiat, keduanya tidak berbeda sepanjang memenuhi persyaratan minimal standar obat yang baik.
2.5.3 Obat Batuk Sapu Jagat
            Pada umumnya kita fanatik pada satu merek obat untuk semua jenis batuk. Ini bukanlah kebiasaan yang baik. Akan lebih baik jika memilih obat sesuai dengan gejalanya, bukan obat “sapu jagat” yang berisi semua golongan di atas.
            Semakin banyak obat yang masuk ke dalam tubuh, semakin banyak efek samping yang terjadi. Sebagai contoh, jika batuk tidak disertai dengan penyempitan saluran napas, pemakaian PPA hanya akan menambah efek samping jantung berdebar, dan bahkan peningkatan tekanan darah yang bisa membahayakan penderita hipertensi. Kebiasaan minum obat sapu jagat sebaiknya dihindari, terutama untuk anak-anak.
            Yang tak kalah penting untuk diingat, batuk bisa menyertai berbagai penyakit, seperti flu, alergi, asma, bronkitis, TBC, pneumonia (radang paru), atau infeksi lain. Karena itu jika batuk berlangsung lebih dari seminggu dan tidak berhenti meskipun sudah diobati macam-macam, ingat pesan iklan, “Segera hubungi dokter”.
2.6. Dextromethorphan
            Dextromethorphan (DMP) diindikasikan untuk meredakan gejala batuk kering karena besifat menekan batuk (antitusif). DMP merupakan turunan dari kodein, namun tidak memiliki efek penghilang nyeri atau potensi ketergantungan. Efek DMP hampir sama dengan kodein, namun efek samping DMP lebih sedikit dan ringan.
            DMP dapat memicu reaksi alergi sehingga kontraindikasi relatif DMP adalah orang dengan riwayat alergi (asma, biduran); DMP pada orang seperti ini boleh digunakan hanya jika sangat diperlukan. DMP diberikan untuk ibu hamil hanya jika sangat diperlukan dan dengan perhatian khusus pada efek samping. DMP meningkatkan potensi obat golongan monoamine oxidase inhibitor (seperti selegiline,isocarboxazid, moclobemide, dan sebagainya) sehingga dianjurkan tidak dipakai bersamaan. Selain itu, DMP mengandung aspartam sehingga dikontraindikasikan pada penderita fenilketonuria

2.7 Dosis Dextromethorphan
Tablet :
·         Dewasa             : 1 tablet tiap 4 jam atau 2 tablet tiap 6 jam, maksimum sehari 8 tablet.
·         Anak-anak         : 1 mg/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.
Syrup :
·         Dewasa             : 1-2 sendok teh tiap 4 jam atau 3 sendok teh tiap 6 jam maksimum 12 sendok teh sehari
·         Anak-anak         : 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian perhari.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :

·         Tidak dianjurkan untuk batuk yang berdahak, pertusis dan asma bronkial.
·         Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun kecuali atas petunjuk dokter.
·         Hati – hati pada penderita gangguan fungsi hati, sedasi, debil dan hipoksik.

2.8 Efek Samping

            Efek samping DMP pada dosis yang dianjurkan antara lain mual, muntah, konstipasi, mengantuk, pusing, dan pandangan kabur. Namun, pada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan penekanan susunan saraf pusat, halusinasi, demam, peningkatan atau penurunan tekanan darah, gangguan penglihatan, kram otot, diare, dan pingsan.
2.9 Penyalahgunaan Dextromethorphan
            Di tengah gencarnya pemerintah meningkatkan pendidikan bangsa, merebaknya penyalahgunaan dekstro (Dextromethorphan) di kalangan pelajar menjadi ironi tersendiri. Pendidikan yang seharusnya bisa menjadi benteng sebelum seseorang terjerumus dalam dekapan dekstro, ternyata berfungsi kurang sempurna kalau tidak boleh dikatakan tertinggal selangkah dibandingkan gerakan para gengster dekstro.
Pil dekstro sejatinya bukan narkoba dan hanya obat antibatuk yang bekerja pada pusat batuk di otak. Tapi ketika secara jelas tercandu dekstro, pada akhirnya seseorang akan menjadi generasi hilang akal dan kehilangan produktivitas layaknya orang-orang normal bahkan ada yang sampai tewas.
            Pil dekstro (dextromethorphan/DMP) adalah bahan aktif dalam obat batuk “over the counter” (OTC), atau dapat dibeli secara bebas tanpa resep do toko obat. Penggunaan obat batuk jenis ini telah disetujui pada 1958. Di dalam obat batuk, DMP biasanya berupa kombinasi dengan jenis obat lainnya seperti parasetamol (antinyeri, antidemam), CTM (antihistamin), pseudoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran).
            Bila dikonsumsi dalam dosis yang sesuai pil dekstro bermanfaat untuk menekan batuk (antitusif) dan penurun demam. Dextromethorphan bekerja dengan cara menaikan ambang batas rangsang batuk. Hal ini berarti dextromethorphan belerja pada otak dan bukan pada saluran pernapasan seperti beberapa jenis obat lainnya.
Efek overdosis dextromethorphan dengan kadar konsumsi 100-200mg, adalah stimulasi ringan. Konsumsi 200-400mg, euforia dan halusinasi. Konsumsi 300-600mg, gangguan penglihatan dan hilangnya koodinasi gerak tubuh. Konsumsi 500-1500mg, sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga terpisah).
            Efek overdosis dextromethorphan pada tubuh bisa berupa bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, berkeringat, dan bola mata berputar-putar (nistagmus). Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusahan hati karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan seistem kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang tertelan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian.
            Saat ini generasi-generasi tak sehat karena dekstro terus bertambah karena mengingat begitu mudah dan murah didapat di apotek-apotek dengan harga seribuan rupian untuk sepuluh butir tanpa resep. Sehingga karena kebebasan membeli itu membuat para pecandu dekstro  bisa mengkonsumsi diatas 200 miligram agar sampai pada sensasi euforia dan halusinasi yang akan menimbulkan rasa bahagia dan lupa terhadap masalah yang sedang mereka hadapi.
§  Ketika mereka lupa pada permasalahan yang mereka hadapi, pada saat yang sama negara juga sedang lupa kalau ada generasi yang hilang. Beberapa kasus tragis yang melibatkan pil dekstro di Jawa Barat tergambar seperti berikut:23 Maret 2009, Kab.Bandung, Dua orang remaja, Aceng (18) dan Maman (18), ditemukan tewas akibat penyalah gunaan obat batuk dekstro.
§  31 Maret 2009, Kab. Ciamis, Saefudin (17), warga Citeureup, Kec. Kawali, Kab. Ciamis, tewas setelah menelan tiga butir obat daftar G, dekstro yang dicampur dengan minuman penambah stamina. Sementara rekannya, Nana Sumpena (23), pingsan dan muntah setelah menelan 20 butir obat dekstro.
§  Akhir Maret 2009, Kota Bandung, Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mencatat dalam waktu 10 hari berturut-turut sejak 21 Maret 2009 terdapat 12 pasien akibat keracunan dekstro.
§  1 April 2009, Kab. Bandung, Seorang remaja, Komara (15) ditemukan tewas  terlentang di kebun sayuran dengan hidung dan mulut korban mengeluarkan darah segar setelah menenggak puluhan dekstro.
§  4 April 2009, Kota Banjar,  Topan alias Olive, warga Tuguraja Kec. Cihideung Tasikmalaya tewas akibat overdosis pil dekstro.
§  8 April 2009, Kab. Kuningan, Seorang siswa kls VI SD tewas dan dua lainnya kritis setelah menelan obat dekstro yang dioplos dengan mnimuan keras jenis vodka.
§  14 April 2009, Kab. Sumedang, ae dan Td, dua siswa SLA swasta di Sumedang tewas karena overdosis setelah menenggak minuman keras yang dicampur obat batuk dekstro.
§  19 April 2009, Kota Bandung, Seorang remaja W (18) tak sadarkan diri setelah menelan 30 pil dekstro, pasien sudah setahun memakai obat tersebut.
§  4 Mei 2009, Kota Bandung, Seorang rmaja 12 tahun masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin  (RSHS) Bandung dengan gangguan napas dan kesadaran setelah menenggak pil dekstro.
§  9 Mei 2009, Kab. Tasikmalaya, dua pelajar SMP kelas IX Kec. Cipatujah Kab. Tasikmalaya, tewas diduga karena overdosis setelah mengonsumsi pil dekstro sejumlah 60 butir.
§  30 Agustus 2010, Kota Tasikmalaya, Ri alias Ya (22) seorang pengamen tewas setelah menelan 150 butir pil dekstro selama dua hari beturut-turut.
§  16 September 2010, Kab. Tasikmalaya, dua pelajar tewas setelah diduga karena menelan obat-obatan jenis dekstro sebanyak 20 butir tiap orang.
§  19 Mei 2011, Tasikmalaya, Seorang remaja 16 tahum tewas setelah menelan 16 butir dekstro yang dicampur dengan rokok berbahan dasar tanaman liar, bunga dan daun kecubung, dan minuman tuak.
§  14 November 2011, Kab. Cirebon, Sedikitnya seratus warga Blok Silampit Desa Setu Patok Kec. Mundu berusia 13-30 tahun mencandu pil dekstro (dextromethorphan) selama betahun-tahun. Para pecandu itu bahkan tak segan-segan mencekoki warga lainnya yang berumur sembilan tahunan minum dekstro sehingga memungkinkan bertambahnya jumlah pecandu.
§  24 November 2011, Kab. Tasikmalaya, seorang pelajar nyaris tenggelam setelah mabuk-mabukan dan mengonsumsi pil dekstro. Pelajar tersebut menceburkan diri ke sungai setelah gurunya mendatangi warung tempat ia mabuk-mabukan.

            Semoga dengan memahami dextromethorpan atau dekstro, kita bisa  lebih bijak menghormati kesehatan otak dan tubuh kita. Betapapun, kesehatan adalah harta tak ternilai yang telah dianugerahkan Tuhan yang patut kita syukuri dan  kita rawat. Lebih jauh dari itu, kita bisa ikut menjaga hilangnya akal sehat pada satu generasi  berikutnya.






BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Dextrometorphan (DMP) adalah zat aktif dalam bentuk serbuk berwearna putih, yang berkhasiat sebagai antitusif atau penekan batuk. Obat yang mengandung dextrometorphan tersedia dipasar dalam berbagai bentuk sediaan seperti sirup, tablet, spray dan lozenges. Dextrometorphan banyak dijual diberbagai tempat, nmaun dosis penggunaannya memang telah dibatasi dan tidak tepat jika digunakan melebihi dosis yang di anjurkan, danmmengingat statusnya  pernah sebagai Obat Keras, maka tetap perlu kehati-hatian dan idak serta merta menganggapnya aman.
            Pengertian penyalahgunaan obat itu sendiri merupakan suatu keadaan dimana suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan ungtuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa. Terkait dengan semakin maraknya penyalahgunaan dextrometorphan, banyak bermunculan oknum penjual pil dekstro murni dalam bentuk serbuk yang dikemas atau dimasukan kedalam kapsul atau bahkan dicampur dengan obat-obatan terlarang lainnya seperti ekstasi, metamfetamin dll.
            Untuk mencegah meningkatnya dampak buruk akibat penyalahgunaan dekstro ini diperlukan peran tenaga kesehatan(termasuk apoteker), orang tua, guru, masyarakat dan instansi keamanan/kepolisian secara bersama dan berkesinambungan.

3.2 Saran
            Di era modern ini, obat-obat yang disalahgunakan bukan hal yang sulit lagi didapatkan. Bahkan obat-obat yang beredar dipasaran terkadang disalahgunakan oleh banyak remaja saat ini seperti penyalahgunaan dextrometorphan. Untuk itu sebagai tenaga medis, sebaiknya harus memahami penyalahgunaan dextro yang marak terjadi di masyarakat dan tentu juga cara penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan obat dextro tersebut.
            Dan yang lebih utama, kita dapat lebih bijak menghormati kesehatan otak dan tubuh kita. Betapapun, kesehatan adalah harta tak ternilai yang telah di anugrahkan Tuhan yang patut kita syukuri dan kita rawat. Lebih jauh dari itu, kita bisa ikut menjaga hilangnya akal sehat pada satu generasi berikutnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar